Aku Bagian Dari Mu
Pada mu yang tersenyum manis di
hari Rabu, ratusan kata sudah ku tutur untuk menyatakan tidak ada yang lebih
indah dari Bintang-Bintang malam yang menerangi alam. Ku puja dan selalu ku
puji betapa indah nya ciptaan Tuhan yang satu itu, takku hiraukan ciptaan yang
lain patutku muliakan seperti: hujan di waktu Ibu memasak ayam dan hujan ketika
Ayah memberi uang. Ketauhilah nona, aku sangat kagum ketika melihat Bintang-Bintang
yang menjulang diatas kepalaku itu. Aku juga sangat menyukai hujan ketika ia turun
membasahi bumi, lalu di sudut-sudut kamarku, aku memohon pada Tuhan untuk
segera mengabulkan doa-doaku.
Setelah doa itu Tuhan mendengarkan
sahutanku, lalu ia mempertemukanku denganmu. Muda-mudi di zaman ku selalu mengatakan
“Pertemuan adalah kabar” bagiku mereka salah besar. Bahwa yang seharusnya
terjadi, pertemuan denganmu adalah awal dari segala hal yang akan melahirkan
masa depan. Aku sangat senang dan bahagia bertemu denganmu, aku juga ingin terus
penasaran mengapa engkau diciptakan di alam yang sangat liar ini. Apakah tuhan
mempercayakanku untuk menjadi pelindungmu, atau aku saja yang kegeeran dalam
hal ini?
Ratusan kata yang ku olah dan ku
sari untuk kupuji pada Bintang dan hujan seakan runtuh termakan omongan. Tak
kuasa menahan ke elokan dirimu, duhai nona pemilik senyum manis di hari Rabu. Percayalah
nona, ketika Rabu itu kita bertemu dan kamu sedikit tersenyum padaku, sungguh
yang ada dipikiranku hanyalah ilusi tentang kapan keluarga kita saling bertemu
dan membicarakan hari yang tepat untuk awal terciptanya manusia menggemaskan
yang lahir dari rahim seorang ibu pemilik senyum manis di hari Rabu.
Komentar
Posting Komentar